Jumat, 11 Desember 2015

Hubungan Industrial di PT. Lucid Communications




Hubungan industrial merupakan topik yang sensitif di ranah psikologi industri dan organisasi karena kondisi ekonomi dan politik yang berkembang. Seorang psikolog industri dan organisasi yang terjun langsung di perusahaan pasti akan menangani masalah hubungan industrial. Banyak orang yang beranggapan bahwa hubungan industrial hanya bisa dilihat dengan sudut pandang hukum saja, padahal juga bisa dilihat dengan kacamata psikologi.
Hubungan Industrial meliputi :

  1. Pengusaha atau pemegang saham serta Dewan komisaris yang sehari-hari diwakili manajemen;
  2. Para Pekerja dan serikat kerja; 
  3. Para Pengusaha pemasok;
  4. Masyarakat Konsumen;
  5. Pengusaha Pengguna;
  6. Masyarakat Sekitar;
  7. Pemerintah. Disamping para stakeholders tersebut para pelaku Hubungan industrial telah berkembang dengan melibatkan
  8. Para konsultan Hubungan Industrial dan atau pengacara;
  9. Para arbiter,konsiliator,mediator dan hakim-hakim Pengadilan Hubungan Industrial, serta
  10. Para Dosen dan Pemerhati lainnya.
       
        Didalam perusahaan tempat saya bekerja Hubungan antara karyawan dan pimpinan/CEO/Pemegang Saham, sangatlah erat dalam menjalin komunikasi dan hubungan personal dalam pekerjaan. Perusahaan tempat saya bekerja menjamin karyawan dalam kesejahteraan karyawannya, dengan upah yang sesuai dan disatu sisi dengan pekerjaan yang sepadan dengan pekerjaan tersebut.
Dalam hubungan ini, manajemen mempunyai peran dan tugas penting yaitu :

  • Mengenali peran dan potensi serta kepentingan setiap stakeholders atau pemangku kepentingan untuk memajukan perusahaan;
  • Memobilisasi kontribusi seluruh stakeholders untuk mencapai tujuan perusahaan secara optimal;
  • Memenuhi kepentingan masing-masing stakeholders secara layak dan profosional atau adil;
  • Menjaga keharmonisan dan keserasian peran dan kepentingan, serta keseimbangan kewenangan dan tanggungjawab para pemangku kepentingan sehingga tidak menimbulkan konflik atau perselisihan.


DAFTAR PUSTAKA

Manajemen Talenta di PT. Lucid Communications




Morton (2004) dalam bathnagar (2008) mendefinisikan talenta sebagai seorang individu yang memiliki kemampuan untuk membuat perbedaan yang signifikan dengan kinerja saat ini dan masa depan perusahaan.
        Goffee dan Jones (2007) menyatakan bahwa talenta adalah beberapa ide-ide karyawan, pengetahuan dan keterampilan yang memberikan mereka potensi untuk menghasilkan nilai yang tidak proporsional dari sumberdaya yang mereka miliki.
        Istilah “talent management” ini biasanya diasosiasikan dengan praktek manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi. Keputusan talent management seringkali dipengaruhi oleh sejumlah kompetensi inti organisasi seperti kompetensi posisi tertentu. Satu paket kompetensi dapat terdiri dari pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan sifat pribadi (ditunjukkan melalui prilaku tertentu). Model kompetensi yang lebih lama mungkin juga berisi atribut yang jarang memprediksi keberhasilan (misal pendidikan, kepemilikan, dan faktor keragaman untuk pertimbangan dalam kaitannya dengan prestasi kerja di banyak negara, dan tidak etis dalam organisasi).
        Keterampilan seorang Public Relation pada PT Lucid Communications sangatlah beragam dari keterampilan menarik hati klien dengan gaya bicara, penampilan maupun gaya tulis mereka ketika menulis Press Release pada saat acara akan diselenggarakan.
        Talenta-talenta dari Public relation sudah sangat baik dalam menjalankan tugas-tugas sebagai Public relation yang bertujuan untuk menjunjung tinggi nama perusahaan. Talenta-talenta tersebut dibina oleh perusahaan bagaimana cara mengajak lawan bicara dan bagaimana berpenampilan yang baik.


DAFTAR PUSTAKA

Jumat, 04 Desember 2015

Kepuasan Kerja di PT. Lucid Communications




Menurut Handoko (2002:193) : kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana karyawan memandang pekerjaannya.     
Husain Umar  ( 2008 : 213 ), menyatakan bahwa :
                ”Kepuasan kerja adalah perasaan dan penilaian seorang atas pekerjaannya, khususnya menegenai kondisi kerjanya, dalam hubungannya dengan apakah pekerjaannya mampu memenuhi harapan, kebutuhan, dan keinginannya
Malayu S.P Hasibuan ( 2008 : 202 ), menyatakan bahwa :
”Kepuasan kerja adalah Sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaanya. Sikap ini di cerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. ”
Berdasarkan definisi diatas, indikator  kepuasan kerja adalah :
1.    Menyenangi pekerjaannya
2.    Mencintai pekerjaannya
3.    Moral kerja
4.    kedisiplinan
5.    Prestasi kerja
                Dari definisi – definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan psikis yang menyenangkan yang dirasakan oleh pekerja dalam suatu lingkungan pekerjaan karena terpenuhinya kebutuhan secara memadai.
                Jadi kepuasan kerja mengandung arti yang sangat penting, baik dari sisi pekerja maupun perusahaan serta bagi masyarakat secara umum. Oleh karena itu maka menciptakan keadaan yang bernilai positif dalam lingkungan kerja suatu perusahaan mutlak merupakan kewajiban dari setiap jajaran pimpinan perusahaan yang bersangkutan.
                Yang terjadi pada perusahaan tempat saya bekerja yakni PT. Lucid Communications, dimana seorang PR Agency perusahaan (Public Relation) yang menghubungkan antara klien dengan perusahaan harus memilki hubungan erat dan komunikasi yang baik dengan klien yang bersangkutan. Seorang PR Agency menjalankan tugas-tugasnya dengan perlakuan yang didasari kesopanan kerapihan dan good looking dan apapun itu yang dapat menaikan kepuasan klien terhadap PR Agency itu sendiri. Dari seorang PR yang tampil dengan baik sehingga timbulnya rasa percaya diri terhadap apa yang didapat dan akan menimbulkan kepuasan kerja pada diri seorang Public Relation.

DAFTAR PUSTAKA